Penyebab Keuangan Negara Bermasalah

Penyebab Keuangan Negara Bermasalah

Penyebab Keuangan Negara Bermasalah – Masalah ini pun dapat dikatakan sudah mendarah daging, dan telah menjadi kebiasaan buruk bagi banyak orang hingga saat ini. Pada dasarnya, hampir setiap negara, baik itu negara maju ataupun berkembang, memiliki permasalahan terkait keuangan, termasuk Indonesia. Hanya saja, yang membedakan adalah jenis permasalahan keuangan yang dialami oleh masyarakatnya.

Termasuk juga cara yang diambil oleh bagian pemerintah dan masyarakatnya dalam mengambil andil untuk melakukan perubahan. Nah, supaya bisa mengatasi permasalahan keuangan tersebut, ada baiknya kamu mengetahui bentuk-bentuknya terlebih dahulu. Untuk Indonesia sendiri, terdapat tiga masalah keuangan yang dihadapi oleh beberapa lapisan masyarakat.

Baca Juga : Inilah Alasan Bahwa Keuangan di Indonesia Tidak Baik

Literasi Keuangan yang Rendah

Masalah keuangan di Indonesia yang terakhir adalah literasi keuangan yang rendah. Pemahaman akan konsep dasar keuangan serta perencanaannya tidak banyak dimengerti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Minimnya pengetahuan dan informasi akan keuangan menjadi batasan dalam melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Indonesia sendiri menempati ranking ke 62 dari 70 negara yang berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada di 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah.

Nah, kondisi tersebut tidak bisa disimpulkan sebagai masalah hanya dengan satu penyebab saja. Sebab, ada banyak aspek yang memengaruhinya, seperti historis sampai budaya yang membuat masyarakat enggan mempelajari hal baru. Padahal, akses terhadap media belajar sudah semakin jauh lebih mudah dan murah dibandingkan dengan jaman dulu. Maka, pembagian ilmu mengenai pengelolaan keuangan harus dikemas dengan cara yang menarik supaya masyarakat tertarik dan ingin belajar. Lalu, kamu sendiri pun perlu memiliki kesadaran bahwa mempelajari tips serta ilmu mengenai finansial merupakan hal yang penting.

Pola Pikir yang Merusak

Masalah keuangan di Indonesia yang pertama adalah memiliki pola pikir yang merusak. Kesalahan pola pikir ini terletak kepada anggapan bahwa perencanaan keuangan hanya berlaku untuk golongan konglomerat. Padahal, semua orang perlu merencanakan keuangannya. Kegiatan tersebut juga tidak diwajibkan untuk menyewa atau meminta jasa orang lain.

Definisi dari perencanaan keuangan itu sendiri adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana. Secara tidak sadar, kamu sudah melakukan berbagai bentuk dan cara dalam merencanakan keuangan. Seperti mengalokasikan gaji bulanan untuk tagihan, makan, transportasi dan lainnya. Tanpa melakukan hal tersebut, kamu akan memiliki banyak pengeluaran tanpa tahu kemana uang tersebut pergi. Namun, kamu juga perlu memperhatikan kesalahan yang mungkin saja bisa terjadi, ya.

Kebiasaan Finansial yang Buruk

Masalah keuangan di Indonesia berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah kebiasaan finansial yang buruk. Masalah ini sejatinya berkaitan dengan masalah pertama, yakni tertanamnya pola pikir yang salah sehingga menyebabkan kebiasaan yang sulit dihapuskan. Ketika seseorang merasa bahwa perencanaan keuangan hanya untuk golongan tertentu saja, akhirnya akan berdampak kepada perbuatan semena-mena kepada uang yang dimiliki. Hal tersebut juga akan berdampak kepada tidak adanya dana darurat, tabungan dengan jumlah yang seadanya, serta kebiasaan lain yang akan merugikan di masa depan. Kebiasaan buruk tersebut juga seringkali menjadi budaya masyarakat Indonesia, seperi membeli barang konsumtif dengan harga di atas kemampuan.

Budaya tersebut juga semakin diperparah dengan adanya sistem kredit dan pinjaman online dengan bunga bulanan yang cukup besar. Pada akhirnya, kebiasaan buruk yang tertanam dari konstruksi sosial itu akan sulit untuk dihilangkan, kecuali ada keinginan membuang kebiasaan itu.Salah satu cara yang dapat kamu gunakan untuk mencegah pembelian barang konsumtif adalah dengan membuat daftar belanja. Dengan demikian saat belanja kamu akan fokus dengan daftar belanja dan tidak tergoda untuk membeli barang di luar daftar.

Inilah Alasan Bahwa Keuangan di Indonesia Tidak Baik

Inilah Alasan Bahwa Keuangan di Indonesia Tidak Baik

Inilah Alasan Bahwa Keuangan di Indonesia Tidak Baik – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani menegaskan, bahwa proyeksi ekonomi dunia diperkirakan masih suram hingga tahun depan. Dia pun mengingatkan akan besarnya tantangan serta berbagai risiko ekonomi global yang mungkin terjadi hingga 2025. “Kami sudah sampaikan lingkungan global masih dinamis dan tantangannya makin tinggi,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, dikutip Kamis (13/6/2024). Setidaknya ada enam tantangan besar yang harus dihadapi dunia ke depan yakni suku bunga tinggi, restriksi perdagangan yang semakin ketat, volatilitas harga komoditas, ketegangan geopolitik, mulai menuanya populasi dunia, hingga buruknya dampak perubahan iklim.

Baca Juga : 5 Jenis Deposito yang Wajib di Pelajari

Rasio NPF Naik

Rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) industri multifinance merangkak naik pada tahun ini. Hal ini diikuti pula dengan melambatnya pertumbuhan pembiayaan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2024 rasio NPF gross sebesar 2,82%, naik 35 basis poin (bps) secara tahunan. Apabila dibandingkan dengan posisi Desember 2023, rasio NPF naik 38 bps. Begitu pula dengan NPF net per April 2024 yang naik 20 bps menjadi 0,89% dan naik 25 bps dibandingkan dengan Desember 2023.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai NPF multifinance naik karena daya beli masyarakat tertekan harga kebutuhan pokok yang melonjak sejak akhir 2023. “Nah, dengan demikian, ya suka atau tidak suka, pasti ada sekelompok atau sejumlah orang yang akhirnya harus pembayaran cicilannya tertunda,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (14/6/2024). Hal itu kemudian diikuti dengan melambatnya pertumbuhan piutang di industri multifinance, utamanya sektor otomotif. Selain menurunnya daya beli, perusahaan pembiayaan juga tengah berhadapan dengan kondisi sulit mencari debitur berkualitas baik.

Suku Bunga Acuan Tinggi

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.

Suku bunga yang tinggi ini berdampak kepada kredit yang berpotensi akan semakin mahal. Jika bunga kredit terus merangkak naik, maka masyarakat cenderung tidak mau untuk mengambil kredit baik secara perorangan maupun perusahaan untuk ekspansi bisnis. Alhasil, pertumbuhan ekonomi pun dapat terganggu.

Porsi Pengeluaran Untuk Konsumsi Terus Menurun

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Mei 2024 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2024 menurun menjadi 125,2. Lebih rendah dari 127,7 pada April 2024. Kendati turun, IKK tetap berada dalam area optimis (>100) yaitu sebesar 125,2. BI menyatakan kuatnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis.

“Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Mei 2024 tercatat masing-masing sebesar 115,4 dan 135,0,” ujar Erwin Haryono, Asisten Gubernur – Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dikutip Kamis (13/6/2024). Adapun, jika dilihat dari porsi pengeluaran responden untuk konsumsi terus mengalami penurunan. Pembelian durable goods atau barang tahan lama turun dari 116,4 pada Maret, menjadi 112,7 para Mei 2024.

Penurunan terjadi di semua kelompok pengeluaran. Responden dengan pengeluaran Rp3,1-4 juta mengalami penurunan terdalam, yakni menjadi 112 dari 122,1 pada bulan sebelumnya. Kemudian, pada Mei 2024, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi mengalami penurunan, dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 73,6% menjadi 73% pada Mei 2024.

Dolar Naik, Rupiah Jeblok

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) (DXY) cenderung mengalami kenaikan belakangan ini. Pada pertengahan Maret 2024, DXY berada di angka 103 dan pada 22 April 2024 menguat menjadi 106 atau naik sebesar 2,91%. DXY yang melonjak ini memberikan tekanan bagi rupiah. Pada pertengahan Maret 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di angka Rp15.575/US$. Namun pada 19 April 2024 ambruk ke level Rp16.250/US$1. Pada 1 April 2024, DXY berada di level 106,1. Ini level tertinggi hingga pertengahan 2024.

Mata uang Garuda terus tertekan dan sudah ambruk hampir 2% sepanjang April lalu. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyampaikan, pelemahan rupiah sejak akhir Desember 2023 hingga saat ini mencapai 4,93%. Lebih baik dibandingkan dengan mata uang Filipina, Korea Selatan dan Thailand yang sudah di atas 5%. Destry yakin rupiah akan kembali menguat. “Ke depan BI perkirakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat,” tegas Destry.

Pertumbuhan Kredit Menurun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Maret 2024 kredit perbankan tumbuh double digit, yakni sebesar 12,40% year on year (yoy), dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,28 persen yoy atau menjadi Rp7.245 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pertumbuhan kredit perbankan tertinggi pada sektor investasi, yaknio 14,83% yoy. Sedangkan, kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing tumbuh 12,30% dan 10,22%.

Namun, sebelumnya pertumbuhan kredit mencapai 11,28% secara tahunan (yoy) per Februari 2024 menjadi Rp7.095 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan Januari yang tumbuh 11,83% yoy. Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan untuk Rumah Tangga (RT) pada Februari 2024 mengalami kemunduran untuk Kredit Multi Guna (KMG) yakni dari 39,3% menjadi 37,7%. Jenis pembiayaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) juga lebih rendah menjadi 22,6%. Begitu pula dengan kredit peralatan RT yang menurun menjadi 12% dari sebelumnya yang berada di angka 12,9%.

Penjualan Mobil Menurun

Lebih lanjut, penjualan mobil tercatat mengalami penurunan pada tiga bulan pertama 2024. Berdasarkan data penjualan mobil PT Astra International Tbk, penjualan wholesales (pabrik ke dealer) terkoreksi 23,8% year on year (YoY). Angkanya menjadi 215.069 unit pada periode Januari-Maret 2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 282.601 unit.

Kredit yang lebih selektif dalam proses leasing atau perusahaan pembiayaan menaruh perhatian bagi produsen mobil, salah satunya Toyota. Alhasil, ini dapat berdampak kepada penjualan yang menurun. “Cuma yang kita concern adalah penurunan dari ekonomi, salah satunya dari kredit. Apakah terus apa tidak, nggak tahu. Kredit juga sekarang lebih selektif, informasi dari teman-teman kredit, NPL ada peningkatan. Ini impact terhadap market juga,” ujar Direktur Marketing Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy beberapa waktu lalu.

5 Jenis Deposito yang Wajib di Pelajari

5 Jenis Deposito yang Wajib di Pelajari

5 Jenis Deposito yang Wajib di Pelajari – Deposito berjangka adalah salah satu bentuk investasi perbankan yang populer, dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan suku bunga yang cenderung lebih tinggi dibandingkan produk simpanan bank lainnya. Deposito berjangka memberikan keuntungan suku bunga yang stabil dan tinggi. Namun disisi lain, deposito berjangka rentan terhadap inflasi. Sementara itu, deposito on call memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada nasabah. Meskipun suku bunga lebih rendah dibandingkan deposito berjangka, deposito on call dapat ditarik kapan saja. Deposito jenis ini ditawarkan kepada nasabah dengan jumlah simpanan yang besar atau nasabah prioritas, serta dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  Memilih antara deposito berjangka dan deposito on call tergantung pada preferensi dan kebutuhan nasabah. Jika stabilitas dan suku bunga yang tinggi penting bagi Anda, deposito berjangka mungkin menjadi pilihan yang baik. Namun, jika Anda membutuhkan akses cepat terhadap dana dan fleksibilitas dalam penarikan, deposito on call mungkin lebih sesuai.

Baca Juga : 3 Keuntungan Menabung di Deposito Berjangka

Jenis Jenis Deposito

Setelah memahami apa itu deposito, hal yang perlu diketahui selanjutnya adalah jenis-jenis deposito yang beredar dipasaran. Seperti yang telah dijelaskan diatas, deposito adalah salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan masyarakat karena menawarkan tingkat pengembalian yang relatif stabil dengan risiko yang rendah. Meski demikian, Anda dapat melakukan perpanjangan masa deposit secara otomatis menggunakan sistem ARO atau Automatic Roll Over. Berikut ini jenis-jenis deposito yang perlu Anda ketahui:

Deposito Syariah

Deposito syariah dioperasikan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang tidak melibatkan bunga atau riba. Pada deposito syariah, bank akan menggunakan uang nasabah untuk berinvestasi dalam kegiatan yang halal dan menguntungkan sesuai dengan syariah. Keuntungan dari investasi tersebut kemudian dibagi antara nasabah dan bank sesuai dengan kesepakatan bagi hasil yang telah ditetapkan.

Deposito Otomatis (Automatic Roll Over)

Pada deposito otomatis, dana yang disetorkan akan secara otomatis diperpanjang untuk periode berikutnya jika tidak diambil oleh nasabah pada saat jatuh tempo. Hal ini memudahkan nasabah yang ingin terus menginvestasikan uangnya tanpa harus melakukan perpanjangan secara manual. Bunga dari deposito ini sering kali ditambahkan ke dalam pokok deposito pada saat perpanjangan.

Sertifikat Deposito

Jenis selanjutnya adalah sertifikat deposito yang merupakan sertifikat tanda bukti investasi yang tidak tertuju hanya pada nama seseorang atau lembaga tertentu sebagai pemilik. Hal ini menjadikan sertifikat instrumen investasi deposito yang satu ini dapat dengan mudah dipindah tangankan ataupun diperjual belikan.

Deposito Berjangka

Deposito berjangka merupakan salah satu jenis instrumen yang paling populer dikalangan masyarakat. Pencairan deposito berjangka hanya dapat dilakukan saat waktu tertentu berdasarkan kesepakatan serta pilihan yang ditetapkan di awal.Produk investasi ini dapat dikeluarkan atas nama perorangan maupun lembaga. Pihak bank akan memberikan bunga secara langsung yang ditransfer melalui rekening yang terdaftar. Nilai suku bunga yang ditawarkan dari instrumen investasi deposito berjangka ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan tabungan simpanan biasa.

Deposito On Call

Sepertinya belum banyak yang tahu apa itu deposito on call. Tak jauh berbeda dengan jenis-jenis deposito lainnya. Deposito on call adalah produk investasi berupa tabungan berjangka dengan waktu penyimpanan yang relatif lebih singkat, yakni minimal 7 hari dan maksimal 1 bulan. Jenis instrumen investasi yang satu ini hanya dapat digunakan untuk penyimpanan dana dengan jumlah yang sangat besar. Pencairan bunganya juga dapat dicairkan bersamaan dengan pencairan deposito dengan syarat nasabah sudah menginformasikan sebelumnya bahwa deposito tersebut akan diambil atau dicairkan.

3 Keuntungan Menabung di Deposito Berjangka

3 Keuntungan Menabung di Deposito Berjangka

3 Keuntungan Menabung di Deposito Berjangka – Di Indonesia, aturan tentang deposito perbankan diatur Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek terkait lembaga perbankan, termasuk deposito, khususnya Pasal 21 yang menjelaskan tentang deposito. Dalam konteks deposito, Undang-undang perbankan mengatur berbagai hal seperti definisi deposito, hak dan kewajiban antara bank dan nasabah deposito, serta perlindungan bagi nasabah deposito. Selain itu, peraturan turunan seperti peraturan Bank Indonesia (PBI) juga turut mengatur lebih rinci mengenai tata cara pengelolaan deposito oleh bank dan hak serta kewajiban nasabah deposito. Deposit atau simpanan yang ditempatkan pada bank biasanya dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memastikan keamanan dan kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan. LPS menjamin simpanan nasabah hingga batas tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Keuntungan Deposito Berjangka

Keuntungan deposito berjangka adalah memiliki suku bunga dengan nilai lebih tinggi dibandingkan produk simpanan perbankan lainnya. Deposito berjangka memiliki resiko yang minim sehingga populer di kalangan nasabah yang ingin menginvestasikan uangnya. Nilai suku bunga deposito dapat mencapai tiga kali lipat lebih besar dari bunga tabungan. Berikut beberapa manfaat deposito jenis berjangka:

Baca Juga : Inilah Peran Perbankan Terhadap Kondisi Perekonomian

  • Dapat dijadikan investasi

Deposito dapat dijadikan investasi karena nasabah tidak diharuskan untuk membayar tagihan setiap bulannya. Nasabah hanya cukup membayar pada awal setoran, selanjutnya nasabah dapat menikmati hasil dari bunga investasi pada saat jatuh tempo jangka waktu yang ditetapkan pada awal pembukaan deposito. Anda juga dapat menambah jumlah setoran setiap bulannya, serta akan mendapatkan hasil akhir yang lebih besar.

  • Suku Bunga Yang Tinggi

Suku bunga yang ditawarkan oleh deposito berjangka cukup tinggi yakni berkisar antara 3% hingga 5% per tahun. Investasi ini cocok untuk keperluan di masa depan, tanpa perlu khawatir soal kerugian, profit pun dapat diperoleh dengan mudah.

  • Minim Resiko Kerugian

Deposito berjangka tidak terpengaruh oleh sistem pergerakan pasar. Sehingga kecil kemungkinan nasabah akan mengalami kerugian. Deposito juga berbeda dengan jenis instrumen investasi lain, seperti saham yang nilainya dapat berubah-ubah setiap waktu.

Kekurangan deposito berjangka dapat terpengaruh inflasi atau naiknya harga barang dan jasa secara drastis dan terjadi secara terus menerus. Meskipun pengembaliannya tidak terlalu tinggi, akan tetapi produk simpanan ini banyak diminati oleh investor karena menawarkan suku bunga tetap.

Manfaat Deposito

Deposito adalah instrumen keuangan yang menawarkan keuntungan berupa kepastian return selama jangka waktu tertentu. Dibandingkan produk simpanan lainnya, manfaat deposito yang akan didapatkan nasabah jauh lebih besar. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi deposito sebagai salah satu pilihan instrumen investasi. Bedanya deposito dengan produk perbankan lainnya yaitu dicairkan setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, jatuh tempo juga bisa diperpanjang secara otomatis dan jenis produk perbankan ini tersedia dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.

Keuntungan per Tenor

Nasabah mendapatkan keuntungan di akhir tenor deposito. Di mana Anda dapat memilih untuk menarik keuntungan yang sering disebut juga pendapatan per tenor tersebut. Jadi, walaupun uang depositonya tidak bisa Anda tarik. Namun pendapatan per tenor ini tetap bisa Anda nikmati. Akan tetapi, untuk menghasilkan untung yang lebih maksimal lagi, disarankan untuk kembali menyetorkan pendapatan per tenor tersebut ke dalam rekening deposito berjangka untuk mendapatkan peningkatan suku bunga sesuai tenor.

Risiko Investasi Kecil

Adapun bila dibandingkan dengan produk investasi, deposito berjangka jadi instrumen investasi yang memiliki tingkat risiko lebih kecil dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti saham dan obligasi. Investor tak perlu khawatir akan fluktuasi pasar saham ataupun perubahan harga yang terjadi karena hal tersebut tidak mempengaruhi nilai deposito.

Sementara itu, menurut OJK produk deposito bisa nasabah jadikan jaminan kredit atau agunan untuk mengajukan produk pembiayaan atau kredit. Melalui produk deposito ini turut membantu Anda untuk merencanakan dan mengelola keuangan lebih tepat sasaran lagi berdasarkan kebutuhan pada jangka waktu tertentu sesuai produk deposito yang Anda pilih.

Media Penyimpan Dana Tabungan Teraman

Tak semua orang pandai menyimpan uang. Banyak kasus di mana Anda sudah menyimpan tabungan dengan aman di rumah atau dalam bentuk produk tabungan dari bank, tapi uang tersebut tetap Anda gunakan untuk keperluan sehari-hari. Kebiasaan buruk ini tentu membuat dana tabungan jadi kurang aman untuk disimpan. Namun, dengan mempercayakan dana tabungan pada produk deposito, kesempatan untuk menggunakan dana tabungan itu semakin minim. Pasalnya nasabah akan melalui deposito, dana akan disimpan dan tidak bisa diambil sebelum jatuh tempo.

Sebagai Instrumen Berinvestasi

Bila dibandingkan dengan produk perbankan lainnya, produk deposito khususnya deposito berjangka merupakan produk perbankan yang menawarkan return tertinggi. Apalagi jika uang yang nasabah setorkan dalam jumlah besar maka potensi menghasilkan return lebih besar sehingga keuntungan yang didapatkan akan lebih optimal.

Return Deposito Bersifat Kompetitif

Melanjutkan dari manfaat deposito sebelumnya. Perbedaan return deposito dengan produk perbankan lainnya dapat mencapai 3 kali lipat. Faktor yang dapat mempengaruhi besaran return deposito berjangka yaitu jangka waktu penyimpanan yang nasabah pilih.

Inilah Peran Perbankan Terhadap Kondisi Perekonomian

Inilah Peran Perbankan Terhadap Kondisi Perekonomian

Inilah Peran Perbankan Terhadap Kondisi Perekonomian – Memahami definisi perbankan harus berawal dari definisi istilah tersebut. Memang dalam sehari-hari, setiap kegiatan ekonomi kamu pasti tak bisa terlepas dari transaksi perbankan. Ada beberapa sumber yang bisa mendefinisikan istilah perbankan. Pertama, menurut UU RI No. 19 Tahun 1998, bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.  Lalu, selanjutnya simpanan tersebut disalurkan kepada masyarakat dengan bentuk kredit atau bentuk lainnya. Sedangkan, perbankan adalah segala aspek yang menyangkut bank, kegiatan kelembagaan, usaha serta cara pelaksanaan kegiatan usahanya. Selain itu, perbankan menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah suatu lembaga perantara keuangan yang menghubungkan pihak yang memerlukan dana (lending) dan pihak yang kelebihan dana (funding). Jadi dari kedua sumber tersebut, definisi apa itu perbankan yakni aspek yang terdiri dari aktivitas transaksi yang berhubungan dengan bank sebagai badan usaha penghimpun dana dari masyarakat. Tujuannya adalah agar terjadi transaksi lending dan funding dalam sistem perekonomian pada suatu negara.

Baca Juga : Penyebab Keuangan Negara Bermasalah

Peran Perbankan dalam Perekonomian

Selain fungsi perbankan di atas, perbankan juga memiliki peran penting dalam aspek perekonomian suatu negara dan juga masyarakat. Tak hanya sebagai pihak penghimpun dan penyalur dana, peran lain dalam aspek ekonomi dari perbankan adalah:

  • – Penunjang perekonomian;
  • – Sebagai sumber biaya pembangunan ekonomi negara;
  • – Berperan membantu masyarakat mengatasi masalah keuangan;
  • – Membantu masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari;
  • – Berperan meningkatkan awareness pada masyarakat saat akses produk jasa keuangan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbankan adalah sebuah sistem yang berhubungan dengan bank, yang mana di dalamnya terdiri dari berbagai aktivitas keuangan. Misalnya, proses transaksi pendanaan, penarikan uang dan sebagainya.

Fungsi Perbankan

Jenis-jenis perbankan sudah kamu pahami, maka selanjutnya adalah memahami fungsi dari perbankan. Sudah dibahas singkat di atas bahwa fungsi perbankan yaitu menghimpun dan menyalurkan uang pada masyarakat. Nantinya, aktivitas tersebut akan membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu bankableunbanked, dan underbanked. Golongan masyarakat tersebut secara tak langsung sudah terbentuk dari sistem perbankan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Adapun fungsi lain dari perbankan adalah sebagai berikut:

Pencetak Uang

Fungsi perbankan pertama adalah sebagai pencetak mata uang suatu negara. Uang yang dicetak dengan mekanisme kliring merupakan uang giral/alat pembayaran. Jenis bank yang bertugas adalah bank umum, sedangkan bank sentral hanya berfungsi sebagai pihak yang memonitor peredaran uang di masyarakat.

Pendukung Kelancaran Transaksi Pembayaran

Kedua, fungsi perbankan adalah sebagai pendukung kelancaran transaksi pembayaran sehari-hari. Fungsi ini berkaitan dengan jasa yang ditawarkan oleh bank umum saat mekanisme pembayaran terjadi. Contoh dari fungsi perbankan yang satu ini adalah proses transfer uang, kredit, penerimaan setoran, dan lain-lain.

Tempat Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Fungsi terakhir dari perbankan adalah tempat penyimpanan barang-barang berharga. Hal ini berdasarkan salah satu jasa yang ditawarkan oleh bank, yang mana masyarakat bisa menggunakan jasa ini. Barang-barang berharga yang bisa disimpan di bank adalah uang. Lalu, ada juga safety box yang berguna untuk menyimpan surat-surat sekuritas atau berharga.

Hak dan Kewajiban Bank

Dalam melakukan kegiatannya, bank berfungsi untuk melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Untuk mendirikan sebuah bank, wajib mendapatkan izin usaha dari menteri (menteri keuangan) setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas dan pembina industri perbankan di Tanah Air.  Untuk mendapatkan izin usaha, bank umum maupun bank perkreditan rakyat, sebagaimana dimaksud Pasal 16 UU Perbankan, bank wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. susunan organisasi;
  2. permodalan;
  3. kepemilikan;
  4. keahlian dibidang perbankan;
  5. kelayakan rencana kerja; dan
  6. hal-hal lain yang ditetapkan oleh menteri, setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

Selain itu, bank juga wajib memberikan perlindungan hukum kepada nasabahnya yang diatur oleh UU Perbankan dan undang-undang perlindungan konsumen. Bentuk perlindungan hukum kepada nasabah sebagaimana diatur dalam UU Perbankan terdiri atas:

  1. Penyediaan informasi mengenai potensi risiko kerugian nasabah bertujuan untuk memastikan akses yang lebih terbuka terhadap informasi kegiatan usaha dan kondisi bank. Hal ini juga menjamin adanya transparansi dalam sektor perbankan;
  2. Rahasia bank dimaksudkan agar kepercayaan masyarakat meningkat, dengan jaminan bahwa pengetahuan bank mengenai simpanan dan kondisi keuangan nasabah tidak akan disalahgunakan;
  3. Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan mewajibkan setiap bank untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan dalam bank tersebut.